Mengubah plastik menjadi BBM

 

Sebenarnya ini topik agak lama, pertama saya melihat langsung penelitian ini saat masih aktif ikut ajang lomba2 penelitian. Dan penelitian konversi plastik ke bbm salah satu yg paling menarik buat saya
Secara kimia plastik sebenarnya bisa langsung dijadikan bahan bakar karena memang dapat dibakar dan reaksi eksotermik (melepas kalor). Akan tetapi karena rantai karbon dalam plastik panjang makanya berwujud padat dan lebih sukar dibakar. Apabila plastik ini dipanaskan dalam wadah tertutup (bebas oksigen) dalam waktu lama maka akan terjadi proses pemutusan rantai karbon sehingga menghasilkan molekul dengan rantai karbon makin pendek (mirip proses cracking). Efeknya makin pendek rantai karbon maka wujud plastik menjadi cair dan makin mudah dibakar. Sehingga konversi plastik menjadi bbm sangat mungkin dilakukan (cukup masukan plastik dalam wadah tertutup lalu panaskan)
Masalahnya adalah proses cracking ini membutuhkan panas yang besar malahan energi panas yang dibutuhkan lebih besar dibanding energi panas yg dihasilkan dari pembakaran plastik cair. Akan tetapi masalah ini terjawab jika sumber panas ini kita ambil dari bahan2 yg tidak terpakai bisa dari Pohon, ranting, jerami padi, daun2nan bahkan plastik lainnya.
Lantas apakah cara ini bener2 baik dilakukan ditinjau dari berbagai sudut pandang? Kalau baik kenapa tidak dilakukan sekala besar? Diharapkan dengan cara ini dapat mengurangi populasi platik di dunia.
Sekarang saya ingin memberikan pandangan dari sudut lain. Plastik yang beredar disekitar kita ternyata mengandung bahan polimer serta bahan aditif lainnya (ditambahkan untuk menaikan kualitas plastik), dan banyak dari bahan ini mengandung gugus benzena. Selain itu senyawa turunan benzena seperti dioksin biasanya dihasilkan sebagai produk samping pembuatan plastik. Kemudian energi ikatan atom karbon dalam molekul benzena sangatlah tinggi sehingga biasanya molekul ini hanya dapat dirusak jika pemanasan/pembakafan dilakukan pada suhu yang tinggi. Oleh karena itu plastik hanya boleh dibakar di incenerator yang terstandarisasi.
Kembali ke topik, ternyata ketika plastik dilakukan proses cracking maka molekul benzena tetap ada. Hal ini saya lihat sendiri dari hasil analisis GC MS produk konversi plastik ke bbm dimana banyak peak yang yang muncul disekitar peak benzena. Wujud plastik yang menjadi cair akan menyebabkan molekul turunan benzena lebih mudah menguap dan ini sangat dikhawatirkan. Tekanan uap beberapa turunan benzena pada suhu kamar sudah cukup mebahayakan manusia dan senyawa turunan benzena ini sudah dapat bersifat karsinogenik walaupun hanya lewat jalur pernafasan/inhalasi.
Itulah alasan saya tidak menyarankan konversi plaatik ke bbm baik dilakukan individu atau pabrik. Disini juga saya mengajak supaya ketika membuat terobosan/teknologi baru hendaknya ditinjau dari banyak aspek termasuk aspek kimia lingkungan

Komentar

Postingan Populer