Sains Nusantara

Beberapa waktu lalu sempat ramai istilah “Islam Nusantara”. Istilah ini secara perdana resmi diperkenalkan dan digalakkan oleh organisasi Islam Nahdlatul Ulama pada 2015, Islam Nusantara didefinisikan sebagai penafsiran Islam yang mempertimbangkan budaya dan adat istiadat lokal di Indonesia dalam merumuskan fiqihnya. Bahkan presiden Joko Widodo juga secara resmi memberikan dukungan kepada Islam Nusantara, yang merupakan bentuk Islam yang moderat dan dianggap cocok dengan nilai budaya Indonesia. Tentunya ada pihak yang pro dan kontra akan pandangan ini. Namun diluar itu semua islam nusantara nyatanya telah banyak berkembang dan diamalkan oleh banyak masyarakat kita bahkan sudah sangat lama. Walaupun dalam tulisan saya kali ini tidak akan membahas pro dan kontra akan pemahaman islam nusantara ini.

Kali ini saya ingin menyampaikan sebuah gagasan tentang sains nusantara, yaitu sebuah gagasan bagaimana pendidikan sains diterapkan sesuai dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia. Sehingga sains akan lebih membumi dan lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia
Sejatinya ilmu sains bersifat mutlak, misalnya saja hukum Newton baik di Indonesia atau di US hukum Newton tetaplah sama, tidak berubah. Oleh karena itu yang saya maksud disesuaikan dengan kearifan lokal bukanlah esensi dari ilmu sains itu melainkan pemilihan mana pengetahuan yang urgent untuk lebih dahulu disampaikan ke siswa sehingga ilmu tersebut lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh para siswa.
Sebagai contoh dalam bidang kimia. Ilmu kimia sudah sangat maju dan luas apalagi zaman sekarang, dimana ilmu pengetahuan sudah sangat berkembang. Tentunya sangat susah bahkan mendekati mustahil ketika satu orang mempelajari ilmu kimia seluruhnya. Oleh karena itu dalam ilmu kimia yang sekarang berkembang terdapat penjurusan dan spesialisasi keilmuan yang lebih sempit tetapi dalam. Misalnya saja dalam kimia ada banyak spesialisasi seperti kimia analitik, organik, anorganik, biokimia dan kimia fisik. Dalam masing-masing bidang pun terdapat spesialisasinya lagi.
Oleh karena terlalu luasnya suatu pengetahuan, maka para ahli telah mengelompokan dan memilah milih materi kimia apa saja yang akan dipelajari pada tingkatan SD, SMP, SMA bahkan universitas. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya siswa dapat belajar lebih mudah dan efektif sehingga materi kimia yang dibutuhkan dan nantinya akan bermanfaat bagi mereka. Misalnya saja universitas di UK/inggris, mahasiswa tidak diwajibkan belajar semua pengetahuan yang ada, akan tetapi mereka diminta untuk memilih mata kuliah apa saja yang mereka minati sehingga dalam sehari bisa saja mereka hanya belajar 2 jam di bangku kuliah. Nyatanya waktu 2 jam per hari ini cukup karena mereka langsung belajar bidang yang spesifik dengan pengajar yang memang sangat ahli dalam bidang tersebut.
Jadi alangkah baiknya dalam pembelajan di sekolah (dari SD sampai Universitas) para siswa diberikan materi ilmu sains yang lebih aplikatif yang lebih berguna untuk mengelola kekayaan alam daerah mereka masing-masing. Jangan sampai mereka belajar pelajaran materi yang tidak terpakai dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jangan sampai pelajaran di sekolah hanya terpakai untuk mengerjakan soal dan nantinya akan terlupakan dengan berjalanya waktu. Jangan sampai belajar hanya akan menjauhkan para siswa dari kearifan lokal daerah mereka misalnya saja di beberapa daerah pertanian, makin tinggi pendidikan makin membuat siswa malas turun ke sawah.
Tentunya kita tidak ingin anak-anak kita belajar bertahun tahun untuk materi yang tidak bermanfaat bagi mereka,
Berdasarkan pengalaman saya kurikulum sains yang diterapkan di Indonesia merupakan kurikulum yang diadopsi dari negara maju seperti US, eropa dll. Sebenarnya kurikulum itu baik, disusun oleh para ahli dan memang sangat cocok untuk negara tersebut. Akan tetapi cocok bagi negara maju bukan berarti cocok bagi negara kita. Misalnya saja di negara maju sudah banyak berdiri pabrik mobil ternama, sehingga riset yang dibutuhkan hanyalah riset spesifik (bidang-bidang tertentu) untuk menghasilkan mobil yang lebih canggih dan handal. Sedangkan di Indonesia kita belum bisa memproduksi mobil sendiri (maksud saya 100% teknologi lokal) maka arah riset dan pendidikan kita tentunya berbeda dengan negara maju tersebut.
Masalah lainnya adalah kondisi alam, iklim dan kekayaan di Indonesia berbeda dengan negara lain. Sehingga alangkah baiknya jika sains diarahkan supaya dapat digunakan masyarakat untuk mengolah alam kita dengan baik. Menurut saya tidak cocok jika ada siswa berasal dari keluarga petani tetapi bercita cita membuat roket atau teknologi canggih lainnya sementara pupuk dan pestisida para petani masih impor atau tidak ramah lingkungan.
Untuk sains kimia sendiri, esensi materi kimia hampir tidak mengalami perubahan dari tahun 1975 sampai sekarang. Hal ini saya simpulkan setelah membaca buku-buku dan soal-soal SBMPTN/UN yang beredar pada rentang tahun tersebut. Padahal kalau kita contoh kurikulum luar negeri misalnya saja kurikulum A level (UK dan negara persemakmuran Inggris), harusnya kurikulum sains selalu mengalami revisi karena memang sains selalu berkembang. Hal ini menyebabkan beberapa esensi materi kimia menjadi ketinggalan zaman. Sangat ironis dimana kurikulum pendidikan di negara kita berubah berkali kali (bahkan ada yang mengakatakan kalau ganti menteri maka ganti pula kurikulumnya) akan tetapi esensi materi sainsnya tidak berubah dan cenderung diam di tempat.
Dari penjelasan ini saya ingin menyampaikan bahwa kita sebagai bangsa indonesia memiliki ciri khas dengan segala kelebihan dan kekurangan yang berbeda dari negara lain. Oleh karena itu pendidikan sains yang dibutuhkan oleh anak-anak indonesia pun berbeda dengan negara lain, dari sinilah saya ingin mengajak kita semua untuk bersama sama mencari solusi bagaimana pendidikan sains dapat lebih cocok diterapkan bagi anak-anak indonesia atau dalam tulisan ini saya istilahkan sebagai sains nusantara (untuk istilah bukanlah hal penting, anda dapat menyebutnya dengan istilah apa saja).
Berbeda dengan islam nusantara, dimana esensi islam nusantara telah banyak diamalkan oleh masyarakat indonesia jauh sebelum istilah islam nusantara muncul. Sedangkan sains nusantara sampai sekarang masih berupa wacana, belum ada aplikasinya. Jika kita tidak berusaha mencari solusinya maka pendidikan sains kita tetaplah tertinggal. Sangat sedih jika dibayangkan nantinya anak-anak kita akan belajar dengan kurikulum yang sama dimana mereka lebih banyak di ajarkan bagaimana caranya mengerjakan soal bukan bagaimana memanfaatkan sains dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut saya sains nusantara adalah hal yang sangat penting dan mendesak.
Mimpi saya adalah jika kelak anak-anak indonesia belajar sains maka mereka bahagia dalam belajar dan ujian sains bukanlah hal yang menakutkan. Rasanya menyenangkan jika kelak anak-anak kita belajar kimia, jika dia berasal dari keluarga petani maka akan dapat digunakan untuk membuat pupuk dan pestisida yang murah dan ramah lingkungan, atau dapat digunakan untuk membuat bahan pengawet yang aman dan poduk turunan hasil pertanian yang lebih menguntungkan, selain itu kimia dapat digunakan untuk membuat berbagai macam usaha kecil seperti pembuatan cat rumahan, pembuatan produk pembersih rumah tangga (sampo, sabun mandi, sabun cuci piring, cuci baju, cuci motor, pembersih kaca dan lain-lainnya), pembuatan bahan bakar terbarukan juga dapat dilakukan bahkan sampai level rumah tangga, dan pembuatan banyak produk bermanfaat lainnya. Bagi para pelaku usaha-usaha kecil lainnya sains pun dapat diterapkan misalnya dalam pembuatan tempe, kecap, makanan ringan dll sehingga usaha usaha tersebut lebih berkualitas, lebih higienis, lebih menarik bahkan dapat diekspor karena memang memenuhi standar ekspor.
Saya menulis ini karena memang saya sudah mencoba untuk mengerjakan kosep sains nusantara, sudah bertahun tahun dengan banyak buku literasi sains yang sudah saya kumpulkan dan terjemahkan. Akan tetapi hal ini adalah pekerjaan besar yang tidak dapat dikerjakan oleh satu atau dua orang. Sains nusantara adalah pekerjaan gotong royong yang harus dikerjakan oleh banyak orang, banyak ahli dan banyak orang profesional.
Jadi saya mengajak siapa saja untuk dapat memberikan sumbangsih untuk membantu terwujudnya konsep sains nusantara ini. Misalnya penegetahuan tentang cat, jika anda kalangan profesional yang sudah lama bekerja dalam pembuatan cat, maka anda membantu menulis atau mengajarkan bagaimana caranya membuat cat perumahan dengan baik termasuk bahan apa saja yang diperlukan, kelebihan dan kekurangan cat tersebut, pokoknya pengetahuan apa saja yang dapat anda bagi tentang cat. untuk kemudian hari tutorial/tulisan anda dapat diperbaiki atau dilengkapi oleh banyak orang lainnya sehingga dapat menjadi pengetahuan yang lengkap dan dapat diaplikasikan dalam industri/usaha perumahan. Pengetahuan-pengetahuan ini tentunya sangat bermanfaat untuk menciptakan masyarakat yang mandiri (sehingga kita tidak perlu lagi impor teknologi cat dari jepang yang nyatanya hanya memakmurkan sedikit orang).

Komentar

Postingan Populer