Pergantian Kurikulum
Sebentar lagi akan masuk tahun ajaran baru, dan beberapa sekolah akan mulai menerapkan kurikulum terbaru yaitu kurikulum merdeka, walaupun banyak juga sekolah yang tetap diijinkan menggunakan kurikulum lama yang sebenarnya juga bukan kurikulum lama juga sih. Perkara ganti kurikulum itu bukan perkara yang mudah apalagi murah, sebagai bayangan harus ada dana yang dikeluarkan untuk membayar tenaga ahli untuk merancang kurikulum baru ini, kemudian berapa banyak buku yang harus dibuat ulang baik yang dibuat oleh negara atau yang dibuat swasta yang ujung-ujungnya harus dibeli siswa, kemudian biaya untuk membuat dan mengisi konten aplikasi merdeka mengajar, belum lagi biaya sosialisasi dan pelatihan kurikulum baru ini, dan sebenarnya masih banyak komponen biaya lainnya yang jumlahnya pasti sangat besar baik yang harus dikeluarkan oleh negara, sekolah bahkan orang tua siswa. Masalah berikutnya adalah apakah kurikulum ini akan bertahan lama atau akan diganti lagi dengan bergantinya presiden dan kabinetnya? kalau setiap 5-10 tahun kurikulum diganti maka bisa dibayangkan berapa banyak dana, tenaga, dan atensi publik yang harus dihabiskan hanya untuk mengurus acara rutinitas pergantian kurikulum ini.
Sebelumnya saya tekankan bahwa tulisan ini saya buat bukan untuk mendukung salah satu golongan politik atau memojokan lainnya. Hanya ingin menuliskan keresahan dan pemikiran saya sebagai guru. Saya sendiri sudah membaca silabus sampai buku untuk kurikulum merdeka ini. Saya juga pernah mengalami kurikulum dari 1994 sampai skearang, selain itu saya pernah punya pengalaman mengajar untuk kurikulum international seperi A level indonesia, H-2 singapura sampai kurikulum IB. Berikut saya paparkan pemahaman saya :
Kurikulum merdeka ini menghapuskan antara batas IPA dan IPS, sehingga siswa bisa belajar pelajaran yang disukai baik pelajaran IPA dan IPS. Nampaknya pemikiran ini diilhami dari kurikulum A level atau IB yang seperti kita tahu bahwa mas menteri kita yang menyelesaikan pendidikan SMA di singapura. Tentu saja konsep ini sebenarnya baik, dan patut kita dukung. Masalahnya adalah pada rancangan kurikulum seperti silabus, buku, konsep pembelajaran yang menurut saya tidak sesuai (jauh dari standar kurikulum A level atau IB). Kalau saya sih memahaminya mas menteri ingin mengaplikasikan kurikulum international, tapi dia sendiri bukan praktisi pendidikan kemudian mengumpulkan staf ahli yang mungkin karena staf ahlinya tidak punya pengalaman atau karena keterbatasan sumber daya, dana dll sehingga dibuatlah rancangan kurikulum yang mentah seperti sekarang.
Sekarang akan saya bahas tentang konten kurikulumnya terutama untuk bidang kimia. pertama materi pelajaran kimia di indonesia itu sudah usang, dimana isi materinya hampir tidak ada perubahan dari tahun 1960-an, padahal ilmu kimia mengalami perubahan sehingga ada isi materi yang harusnya sudah tidak layak lagi diajarkan (sebagai contoh bab koloid, itu materi usang sehingga dalam kurikulum IB itu adanya materi nanopartikel) dan ada materi baru yang sebaiknya diajarkan (misalkan kimia lingkungan, intrumentasi kimia dll) atau ada juga materi yang sebenarnya perlu diajarkan lebih dalam (seperti kimia organik). Jadi menurut saya reformasi kurikulum yang paling penting adalah konten materi (antara A level dan Ib memiliki konten materi yang sama) bukan sistem pembelajarannya (A level dan Ib memiliki sistem yang berbeda). Sayangnya ganti kurikulum di indonesia adalah ganti sistem pembelajaran bukan konten materi, sehingga banyak materi yang diajarkan di SMA menjadi tidak relevan ketika dipelajari dibangku kuliah.
Untuk konten materi dari kurikulum merdeka ini lebih bermasalah lagi, dimana karena ingin mengurangi materi atau memasukan konten baru (misalnya materi "kimia hijau") yang sebelumnya tidak diajarkan maka ada beberapa konten lama yang dihilangkan dalam buku kimia kurikulum merdeka ini. Mungkin kalian menganggap hal ini wajar, tapi kami praktisi pendidikan menganggap ini sangat aneh. Jadi begini, ilmu kimia adalah sebuah ilmu pasti dimana jika kita ingin mempelajarinya maka ada pemahaman pemahaman dasar yang semuanya harus diketahui, jika ada pemahaman dasar yang terlewatkan maka otomatis analisis tidak dapat dilakukan karena ada konsep yang hilang. konsep dasar ini berhubungan satu sama lain dan biasanya disebut dengan materi "Kimia Dasar". Setelah materi kimia dasar dikusai maka berikutnya kita akan menggunakan konsep ini dalam analisis kasus khusus misalkan untuk belajar kimia lingkungan, kimia material, kimia obat, dll yang dalam kurikulum IB biasa disebut "Kimia Optional". Jadi tidak bisa jika ada materi kimia dasar yang dihapus untuk diganti dengan kimia optional, kalaupun bisa maka ilmu kimia yang diajarkan jadi materi hapalan bukan analisis ilmu alam. Jadi menurut saya justru konten materi dari kurikulum merdeka justru mengalami kemunduran dibanding kurikulum sebelumnya.
Sekian dulu tulisan ini saya buat, akan saya lanjutnya diwaktu lain.
Komentar
Posting Komentar